Minggu, 19 Februari 2012

Sumber Daya Alam


 

Eksploitasi Terhadap Sumber Daya Alam

Kutukan sumber daya alam bukan takdir, melainkan pilihan. Eksploitasi terhadap sumber daya alam menjadi suatu bagian globalisasi yang penting saat ini, dan dalam beberapa hal kegagalan dari negara-negara berkembang yang kaya sumber daya menjadi ciri dari kegagalan globalisasi. Negara Barat sangat bergantung pada sumber daya alam yang diperoleh dari negara-negara berkembang. Padahal, insentif jangka pendek untuk kepentingan pribadinya dan lebih khusus lagi, kepentingan industri-industri pengolah sumber daya alam tidak selalu berkaitan dengan kesejahteraan negara-negara berkembang. Tetapi jika kita ingin globalisasi berjalan dalam jangka panjang, negara-negara berkembang dan penduduknya harus mendapatkan kesempatan yang lebih baik. Untunglah, terdapat juga keberhasilan yang memberi kita alasan untuk lebih optimistis bahwa globalisasi dapat berjalan dengan baik.
Di antara negara-negara maju, Norwegia merupakan contoh yang baik. Minyak meningkatkan PDB-nya hingga 20% dan ekspor hingga 45%. Perusahaan minyak milik negara (sekarang ini sebagian telah diprivatisasi) berjalan efisien. Lebih penting lagi, negara telah menyadari keterbatasan sumber dayanya cadangan minyak dan gas akan habis dalam 70 tahun dan telah menyisihkan keuntungannya dalam dana stabilisasi sebanyak 150 miliar dolar, yang sekarang ini jumlahnya sebesar 50% dari PDB negara tersebut.
Botswana, meskipun baru-baru ini menghadapi ledakan AIDS, tampil sebagai salah satu dari beberapa cerita sukses di negara-negara berkembang, khususnya cara mereka menangani kekayaan berlian mereka. Perekonomian negara meningkat rata-rata 9% selama 30 tahun, menandingi negara-negara “macan” Asia Timur. Hal ini terjadi karena pemerintahan yang demokratis dan bertekad untuk membangun konsensus di antara penduduknya guna menerapkan kebijakan-kebijakan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan ekonomi yang sukses, termasuk juga menggunakan dana stabilisasi untuk menangani konsekuensi dari perubahan harga berlian. Malaysia juga merupakan negara yang kaya sumber daya alam dan menggunakannya sebagai modal dasar untuk bergabung dengan kelompok negara-negara industri yang baru.
Tanggung jawab yang besar untuk mendapatkan sebanyak mungkin manfaat dari sumber daya alam yang mereka miliki dan menggunakannya dengan baik, berada di tangan masing-masing negara itu sendiri. Prioritas utama adalah keharusan untuk membangun institusi yang dapat mengurangi korupsi dan menjamin uang dari hasil sumber daya minyak dan gas diinvestasikan dengan baik. Hal tersebut membutuhkan beberapa peraturan investasi yang tegas dan cepat jumlah tertentu diperuntukkan bagi pengeluaran sektor kesehatan, sebagian lagi untuk pendidikan, dan sebagian lagi untuk infrastruktur. Prosedur evaluasi independen mengenai pengembalian investasi harus dilakukan. Dana stabilisasi sangat penting, tetapi pemerintah hanya diperbolehkan mengeluarkannya dalam situasi yang benar-benar sesuai dan khususnya untuk menolong menstabilkan kondisi ekonomi. Lebih penting lagi, negara-negara berkembang perlu untuk melihat sumber daya alam mereka sebagai warisan, yang dipercayakan pada pemerintahan dan generasi sekarang untuk diberikan kepada generasi mendatang.
Saya yakin, bagaimanapun, komunitas internasional dapat memberikan bimbingan yang lebih daripada sekadar basa-basi pada negara-negara berkembang, sehingga mereka dapat menimba ilmu tentang bagaimana menggunakan sumber daya alam mereka dengan lebih baik. Lebih efektif lagi, pemerintah negara maju dapat memberikan role model, memberikan saran dan bimbingan dalam mengubah insentif dan kesempatan, dan melakukan upaya sebisa mungkin untuk mengawasi dorongan untuk melakukan korupsi yang sering datang dari negara maju.

Pustaka-Sumber Daya Alam

Making Globalization Work Oleh JOSEPH E. STIGLIZ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar