Minggu, 26 Februari 2012

Ikan Lele Menjadi Salah Satu Budi Daya Yang Banyak Diminati

Sekilas Agribisnis Ikan Lele

Konsumsi ikan lele pada beberapa tahun terakhir ini semakin meningkat.
Jika dahulu dipandang sebagai ikan murahan dan hanya dikonsumsi oleh keluarga petani saja, sekarang ternyata konsumen ikan lele semakin meluas. Rasa daging yang khas serta cara memasak dan menghidangkannya yang secara tradisional, menu ikan lele menjadi kegemaran masyarakat luas. Bahkan, banyak restoran besar yang menghidangkannya. Oleh karena itu, harga ikan lele kian meningkat. Hal tersebut tentu saja menjadi perangsang bagi petani untuk membudidayakan ikan lele secara intensif.
A. Perkembangan Bisnis Ikan Lele
Hal lain yang membuat ikan lele banyak dikonsumsi oleh masyarakat umum adalah berkembangnya warung-warung tenda, khususnya di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Dengan kondisi tersebut membuat masyarakat dengan mudah mendapatkannya. Berdasarkan data dari Warta Pasar Ikan, 2006, tercatat sekitar 5.000 orang angggota pengusaha warung tenda pecel lele yang tersebar di daerah Jabodetabek dengan kebutuhan sekitar 40 ton/hari.
Pada awalnya, pemeliharaan ikan lele hanyalah sebagai kegiatan sambilan saja. Ikan lele dipelihara di kolam pekarangan yang menampung air limbah rumah tangga karena sifatnya yang tahan hidup di dalam lingkungan yang kotor dan kekurangan oksigen. Namun, dalam kolam pekarangan itu, ikan lele diberi makanan sisa-sisa dapur saja sehingga pertumbuhannya lambat. Bahkan, sesudah dipelihara satu atau dua tahun, berat ikan lele baru mencapai 100 gram, sebagai ikan konsumsi.
Seiring dengan semakin tingginya permintaan ikan lele, membuat peluang bisnis budi dayanya semakin terbuka. Apalagi, budi daya ikan lele, baik pembenihan maupun pembesaran, dapat dijalankan tidak hanya dengan modal besar, tetapi dengan jumlah modal terbatas pun dapat dilakukan. Kini, budi daya lele umumnya dikelola secara intensif.
Budi daya ikan lele pun sebagai rantai awal dalam bisnis lele mempunyai peluang yang cukup besar untuk mendukung pemerintah dalam program membuka lapangan kerja dan meningkatkan penghasilan masyarakat. Semakin mencuatnya bisnis lele membuat banyak petani mengembangkan skala usahanya. Bahkan, kalangan yang tadinya belum mengusahakan pun ikut terjun dalam bisnis ikan lele. Namun, antusias yang tinggi untuk membuka usaha ikan lele sering kali tidak dibarengi dengan suatu strategi budi daya dan pemasaran yang baik. Pada akhirnya, tidak sedikit dari kalangan pembudi daya ikan lele yang mengalami kerugian.
Perkembangan budi daya dan bisnis ikan lele sebenarnya juga tidak lepas dari dukungan riset yang dilakukan oleh lembaga terkait. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar (BRPBAT) di Bogor, misalnya, sejak tahun 1978 telah melakukan riset tentang ikan lele, meliputi riset tentang aspek budi daya untuk induk, benih, pakan, lingkungan, dan penyakit. Oleh karena sejak tahun 1995 ikan lele sudah dianggap sebagai komoditas budi daya umum sehingga riset yang dilakukan sudah terbatas.
B. Tahapan Budi Daya Ikan Lele
Dalam budi daya ikan lele, seperti halnya budi daya ikan lain, secara garis besar ada dua jenis usaha menurut tahapan ataupun hasilnya, yakni usaha pembenihan dan usaha pembesaran. Kedua jenis usaha tersebut sebenarnya tidak bisa dipisahkan dalam penyelenggaraannya karena saling terkait. Sebaiknya seorang petani melakukan kedua usaha tersebut dalam suatu rangkaian kegiatan.Tentu saja hasilnya akan lebih menguntungkan jika dibandingkan hanya melakukan salah satu usaha tersebut.
Kegiatan usaha pembenihan, di antaranya memijahkan induk-induk ikan sehingga menghasilkan telur dan menetaskan telur serta memelihara burayak menjadi benih ikan siap tebar. Benih ikan yang siap tebar berukuran gelondongan (fingerling). Ukuran benih gelondongan dibedakan menjadi dua bagian, yakni gelondongan kecil (berukuran 3-5 cm) dan gelondongan besar (berukuran 5-10 cm).
Benih tersebut untuk ditebarkan atau dipelihara lebih lanjut di kolam pembesaran sehingga menjadi ikan santapan (konsumsi).
Kegiatan memelihara benih ikan lele menjadi ikan konsumsi (ikan santapan) disebut usaha pembesaran. Untuk berbagai jenis ikan, ukuran konsumsi yang dikehendaki oleh masyarakat, berbeda-beda. Untuk ikan tawes, misalnya, ikan konsumsi berukuran 100-200 gram; sedangkan ikan mas (karper, tombro) masyarakat menghendaki ukuran 500 gram sampai 1 kg sebagai ikan konsumsi. Sementara ukuran konsumsi untuk ikan lele yang dikehendaki oleh masyarakat ialah 100-200 gram/ekor. Namun, sering kali ikan lele berukuran 50 gram pun sudah dijual sebagai ikan konsumsi karena tingginya permintaan.

Pustaka-Ikan Lele Menjadi Salah Satu Budi Daya Yang Banyak Diminati

Budidaya Ikan Lele (ed. Revisis) Oleh Dra. Ny. S. Rachmatun Suyanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar