Selasa, 21 Februari 2012

Kalibrasi Ekonomi


Pengertian Rekalibrasi Ekonomi

Selain reaktualisasi, langkah lain yang bisa dilakukan dalam mengaplikasikan ilmu ekonomi, terutama dalam kaitan dengan cara-cara berbisnis baru adalah rekalibrasi ilmu ekonomi. kalibrasi ekonomi adalah suatu tindakan yang harus dilakukan oleh pemerintah dan pebisnis secara simultan. Intinya, adalah mengambil langkah-langkah penyesuaian terhadap kondisi-kondisi yang ada. Untuk kondisi yang ada, jelas bahwa aktivitas ekonomi abad ke-21 digerakkan oleh ekonomi baru, yaitu fenomena pertumbuhan ekonomi yang tinggi tanpa disertai inflasi yang tinggi. Kondisi ini bisa tercapai karena makin menurunnya ongkos produksi, akibat bantuan teknologi informasi (TI). Nah, untuk menyesuaikan dengan ekonomi baru itu harus dilakukan rekalibrasi ekonomi.
Untuk level pemerintah ada dua hal yang perlu disesuaikan. Satu, regulasi yang akan dibuat. Regulasi harus bergeser dari orientasi pada upaya memperlambat perubahan ke orientasi pada upaya mempercepat perubahan. Setiap pemerintah perlu membuat regulasi-regulasi yang jelas dan tegas dalam pelaksanaan, untuk mendorong perusahaan-perusahaan menyongsong generasi teknologi berikutnya, bukannya justru memperlambat atau malah melindungi perusahaan-perusahaan untuk mempertahankan tekonologi terakhir yang mereka miliki.
Dua, menciptakan pesaing. Pemerintah harus menyesuaikan pemahamannya, bahwa satu-satunya cara agar ekonomi dapat menjadi inovatif adalah dengan memiliki banyak pesaing lokal. Caranya, menciptakan kesempatan seluas mungkin untuk mendirkan perusahaan-persuahaan baru. Pemikiran bahwa cara untuk mencapai kemenangan dalam persaingan adalah dengan hanya memiliki satu perusahaan besar (yang diberi monopoli), adalah pemikiran yang sudah usang. Sebab, dengan bekerjanya ekonomi baru, maka skala ekonomi dalam berproduksi menjadi tidak sepenting dulu. Terbukti, dewasa ini banyak sekali perusahaan di bawah skala ekonomi justru mampu bertahan dan menjadi partner yang kuat bagi perusahaan yang mencapai skala ekonomi yang ditentukan. Selain itu, hanya kemajuan yang didorong oleh tekanan persaingan yang ketat yang akan memungkinkan terciptanya kemakmuran. Jadi melindungi perusahaan besar mempertahankan monopolinya adalah tindakan yang tidak sesuai dengan kondisi yang ada.
Sedang di level pebisnis, juga ada dua hal yang harus dikalibrasi. Pertama, menjadikan perusahaan sebagai tempat pembelajaran. Perusahaan yang akan berhasil atau tetap bertahan adalah perusahaan yang dapat belajar dengan cepat, kemudian dapat mengasimilasikan pembelajarannya itu, dan dapat mengembangkan wawasan baru. Perusahaan-perusahaan di masa depan harus didesain menjadi lembaga yang menyerupai universitas. Contoh tersukses mengenai kalibrasi ekonomi ini adalah Oracle dengan “Oracle University-nya” dan Reebok dengan “Reebok University”.
Kedua, perusahaan harus menciptakan lingkungan di mana orang-orangnya tidak menolak perubahan, melainkan justru mengharapkannya. Ada dua suasana lingkungan yang harus dipenuhi agar tindakan kedua itu bisa direalisasikan. Pertama, lingkungan di mana perusahaan bisa mematikan produknya sendiri, bukannya menanti sampai dimatikan oleh pesaing. Kedua, lingkungan di mana dinamika perusahaan sendiri menyebabkan proses produksinya menjadi usang dan mati, daripada membiarkan para pesaing yang melakukannya. Kedua lingkungan itu jelas sekali memesankan adanya keinginan dan setiap individu anggota perusahaan dan proses dinamika organisasinya (suksesi dan rotasi) untuk berinovasi menciptakan produk baru, sebelum didahului oleh pesaing.
Ketiga, setiap pebisnis harus benar-benar paham akan perencanaan strategis (strategic planning), dan berusaha mengembalikan perjalanan perusahaan ke strategi semula. Kedisiplinan terhadap perencanaan strategis itu penting untuk mempertahankan din dari gempuran yang datang dari para pesaing, baik gempuran untuk berkompromi maupun berkompetisi.
Dengan demikian, kalibrasi ekonomi merupakan wacana baru dalam memenangi persaingan di kondisi baru. Dan kondisi baru yang ada adalah eksistensi ekonomi baru. Memang, akan banyak kalangan pejabat pemerintah, pebisnis maupun CEO (Chief Executive office’) merasa sulit menerima rekalibrasi ekonomi itu. Namun, harus diingat, kalau lingkungan seperti itu dibiarkan terus berlangsung, maka tidak akan pernah beranjak memasuki era ekonomi baru.

Pustaka-Kalibrasi Ekonomi

New Bussiness Model Oleh Sawidji Widioatmodjo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar